Goresan Tinta Airmata歌词由Stanzah演唱,出自专辑《Goresan Tinta Airmata》,下面是《Goresan Tinta Airmata》完整版歌词!
Goresan Tinta Airmata歌词完整版
Aku menulis pada halaman kehidupan dengan tetesan air mata
Tentang penyakit cinta yang membuatku terpuruk dan bersama ombak waktu yang sebentar lagi akan membunuku
Aku datang dengan teriakan kekosongan yang dilumuri tangisan sederas hujan
Mencoba menawarkan hatiku yang segelap awan
Yang rapuh digerogoti rayap waktu untuk engkau cicipi
Engkau kekuatan yang menjadi kelemahanku
Keindahanmupun lebih suram dari pohon-pohon angker didunia neraka
Biarlah air mata yang terbenam menyampaikan impianku yang ingin menyentuh takdir
Walau hingga kini rasa itu masih sebentuk serpihan yang bercorak pudar
Dan aku percaya angin akan menterjemahkan dalam lukisan kehidupan
Agar kau ketahui kelak
Dalam diam hanya berteman kehampaan
Goresan luka menganga yang tak mungkin bisa terobati oleh segumpal darah
Teramat dalam hingga tapak kaki tak sanggup lagi untuk melangkah
Langkahku terjebak dilorong waktu
Yang kosong yang hanya penuh dengan tanda tanya
Mengapa dan dimana semua hanya bisa membisu dan tak pernah terjawab
Jawaban lantang yang bisa kudengar hanya rasa trauma
Yang telah mendarah daging dan semakin berkarat
Terlalu sulit untuk bisa terbaca dialam nalar fikirku
Jiwaku bergolak dan semakin berontak namun semua itu tak bisa berarti apa-apa
Karena waktu dan alam berpura-pura tuli dan selalu menutup mata
Mata bathinku hanya bisa berharap dan terus berharap
Dan menikmati kekosongan kehampaan dalam kesendirianku
Karena jiwa telah terkontaminasi oleh rasa depresi yang begitu dalam
Seakan tak mampu lagi untuk meraih indahnya hidup yang katanya penuh dengan warna warni
Hanya warna hitam yang tersisa didepan kelopak mataku
Hanya gelap dan pekat berlatar cerita dongeng usang yang hanya bisa membuatku muntah
Perih membuatku luka tapi tak melukaiku
Menyakitiku tapi tak membunuhku
Menyesakkanku tapi tak membuatku diam
Aku hancur seperti kaca tertipis yang dijatuhkan dari gedung yang tertinggi
Demikian cinta mengejekku, memperolok diriku dan menghancurkan harapanku
Tapi aku masih tetap bertahan walau harus mati dalam hidup
Halaman waktuku yang dahulu engkau goreskan dengan tinta perasaan
Sebuah kesakitan berlipat ganda yang melumuri tulang hingga fikiran
Inilah derita yang kekal akan menyelimuti tubuh
Walau aku tahu tangisanku yang deras ini takkan mengembalikan engkau dari panggilan alam
Yang menyembunyikanmu dibalik awan kehidupan
Dengan bisikan penuh harap yang hampir tak terdengar
Berharap sandiwara ini akan segera berakhir
Dan berganti dengan cerita yang ada dialam fantasiku hingga semuanya bisa terwujud
Fantasiku yang selama ini hanya ingin kunikmati bersama kamu
Kamu yang mau bisa menerima aku apa adanya
Kamu yang mau membimbingku untuk menjadi imam yang baik dalam keluargaku nanti
Engkau adalah bidadari yang membasahi fikiranku dengan bayang-bayang
Menyelimuti mataku dengan kilauan warna tubuh
Membasuh perasaanku dengan penuh keindahan
Menyelimuti jiwa dengan jubah ketenangan
Dan seakan menarikku keluar dari balik dinding kerinduan
Engkau akan kutemukan walau harus melampaui waktu
Dan kamu akan kujadikan bidadari surga dunia akheratku