Dialog Nyawa歌词由Widi Dwinanda&Julie Estelle&Indra Aryadi演唱,出自专辑《Dialog Nyawa》,下面是《Dialog Nyawa》完整版歌词!
Dialog Nyawa歌词完整版
(Pencerita)
This, is the beginning of a story
The body is locked up
In an unfelt, empty world
When in fact, it exists
Beyond catastrophe
Waiting...and waiting
------
(Raga)
Dimana aku?
Apakah aku sudah mati?
Mati? Ya, ya! Aku pasti sudah mati
Mati berdiri tak sadar diri
Berakhir disini... sendiri
------
(Pencerita)
Then a spell, a chant, from the ruler of the hollow universe
------
(Nyawa)
"Hai, Raga... akulah nyawa"
Selamat datang di dunia hampa milik kita"
(Raga)
Siapa kamu?
Dunia hampa apa yang milik kita?
(Nyawa)
Tentunya dunia yang kini kau pijak
Dimensi tempat kita berdialog
(Raga)
Hei! kau suara tak bersosok!
Bukan dunia, jika tak ada kehidupan
Tanah yang kupijak ini mati
Begitu kerontang kering
Tak ada senyawa yang bernafas
Bagiku, ini adalah alam baka
Tempatku mati
Dan kau mungkin saja setannya
(Nyawa)
Hei
Sudah kubilang aku ini adalah nyawa di dunia hampa!
Pemberi kuasa penuh atas ruh pada setiap elemen semesta yang kini kau pijak
(Raga)
Semesta yang ku pijak ini MATI
Seperti rohku yang habis terhisap
(Nyawa)
Hmmm.. Baiklaaah..
Jika kau ingin kehidupan
maka pejamkanlah matamu
Ikuti irama mantraku
Dan kita ucapkan bersama
"Laaaayastakh fan Rasyah,
Triyastakh hum Lifalum syaraii"
(Nyawa dan Raga)
"Laaaayastakh fan Rasyah,
Triyastakh hum Lifalum syaraii"
-------
(Pencerita)
In an instant
The universe voices in unison
Silence becomes noise
Celebrating life, exhaling spirit
A lifeless soul, filled
-------
(Nyawa)
Bagaimana? Sudah mulai percaya?
Bahwa memang inilah dunia kita
Sekarang, sudah waktunya kita bertemu
(Raga)
Untuk apa?
Untuk dilempar ke seberang neraka?
Dan jadilah aku penghuninya
Begitukah???!!! Wahai suara??
(Nyawa)
untuk menemukan kunci cahaya!
pembuka sekat tak kasat mata
Yang mengurungmu ke dunia hampa.
Tak maukah kau kembali ke asalmu, Raga?
(Raga)
Bisakah?
(Nyawa)
Tentu!
(Raga)
tapi, bukankah aku memang sudah mati?
(Nyawa)
Sekarang kau ikuti bias cahaya
dan kau akan sampai ke telaga jingga
disitulah tempatku bersemayam bersama sang nyawa : "Nurani"
Yang terkubur pasir perak di dasar telaga
Raga... temukanlah kami
Temukanlah kami
Pembuka kunci, penerang gelap sesatmu.
(Raga)
Aku pun melangkah
Mengikuti kata suara
mengikuti cahaya itu
Menuju telaga jingga
Aku pun sampai di tepiannya,
Sekejap waktu seakan berhenti
Menusuk detak, jadi diam
Saat itulah kulihat riak telaga bergerak
Membentuk aliran gelombang jingga keemasan
------
(Pencerita)
From beneath the lake
The Soul is present
Embodied in silver silk
A magnificent mirage, transcending through light
It is: Conscience
-------
(Nyawa)
Hai.. Raga..
Akhirnya kita bertemu
Tak perlu kau tercekat beku
Karena kata tak lagi perlu ada bagi kita
Karena aku akan membawamu menembus
menembus dimensi dunia kaca
Kita akan lihat putaran cerita tentang metamorfosis hidup seorang gadis bersama sisi lain yang ternyata mulai lelah diabaikan
— mantra —
(Raga)
Ini ternyata adalah ceritaku
Tentang Raga yang ditinggal jiwa
Jiwa yang lelah pada hampa
Jiwa yang lapar pada energi
Jiwa yang berontak pada raga
... padaku ...
yang tak pernah anggap ia ada
Dan disinilah aku kini, di dunia nya
(Nyawa)
Ssstt..
Raga, kau tak perlu menyesali apapun
Tak perlu ada yang disesali
Titik sadar itulah yang menjadi kunci pembuka dunia hampa kita
Pendobrak jendela kaca
yang akan menggiringmu menyatu kembali dengan jiwa
Kembali utuh
-----
(Pencerita)
This is the end of a story
When the body is thrown
From an empty world, that once existed
And is no more
-----
(Raga)
Kini aku telah kembali
Namun, berbeda..
Aku telah siap memeluk jiwa
Menjadikannya utuh,
Mengisinya penuh
Membentuk harmoni energi
Menjadi SATU,
(Nyawa & Raga)
AKU